Pengertian B2C (Business to Consumer): Karakteristik dan jenisnya

Pengertian B2C (Business to Consumer): Karakteristik dan jenisnya

Istilah B2C adalah akronim dari Business to Consumer dan merupakan style penjualan yang sangat tenar dan juga paling banyak perusahaan gunakan. Secara tidak memahami StickFriends tentu sudah kerap menjumpai style usaha yang satu ini. Model penjualan yang satu ini berlainan dan berkebalikan bersama dengan style B2B.

Jadi, kedua style selanjutnya punyai prinsip dan juga langkah kerja yang tidak sama. Lantas, apa pengertian B2C adalah dan contohnya? Apa yang menjadi kelebihan dan kekurangannya? Agar StickFriends lebih bisa memahami, selanjutnya adalah ulasan lengkapnya!

Apa itu B2C?

Business to Consumer atau B2C adalah sistem penjualan sebuah produk atau jasa yang berlangsung secara segera kepada costumer end user baik individu maupun kelompok.  Jadi, antara perusahaan dan konsumen tidak akan tersedia perantara dan perusahaan akan menyalurkan product langsung terhadap konsumen. Perusahaan yang menerapkan style ini kebanyakan hanya akan menjual product atau jasa yang merupakan keperluan privat konsumen. B2C udah lama berkembang dan benar-benar enteng ditemui di begitu banyak ragam pusat perbelanjaan, restoran, bahkan pasar tradisional  

Pada jaman modern layaknya saat ini style usaha ini juga berlaku terhadap proses penjualan online dan banyak ditemui di berbagai marketplace digital layaknya Tokopedia dan Shopee. Baik usaha berskala besar maupun kecil bisa membawa dampak toko online untuk menjangkau konsumen secara langsung.

Karakteristik B2C

B2C punyai beberapa karakteristik tertentu. Berikut adalah 4 karakteristiknya yang perlu untuk StickFriends ketahui:

1. Terbuka

Karakteristik pertama adalah terbuka untuk umum dan tidak terbatas. Sehingga tiap tiap Info perihal product atau jasa yang perusahaan membuat akan tersebar untuk semua masyarakat luas.

2. Transaksi Sederhana

Selanjutnya adalah prosedur transaksi style usaha ini terjadi secara sederhana. Selain itu, transaksi tidak selamanya berdasarkan relasi atau interaksi yang terjalin antara perusahaan dan konsumennya.

3. On Demand

B2C adalah style yang sedia kan product atau jasa berdasarkan permintaan atau on demand. Produk atau jasa juga akan perusahaan menyesuaikan bersama dengan keperluan dari konsumen.

4. Persaingan Tinggi

Sedangkan karakteristik yang paling akhir adalah persaingan yang sangat ketat dan tinggi. Hal selanjutnya terjadi gara-gara ada permintaan tinggi dari berbagai product yang diperlukan secara perorangan. Sehingga lebih banyak product serupa akan banyak bermunculan.

Tipe-Tipe B2C

B2C punyai banyak sekali style yang bisa perusahaan terapkan baik secara tradisional maupun secara online. Berikut adalah beberapa style B2C yang paling populer:

1. Penjual Langsung

Tipe penjual langsung atau direct seller adalah style yang paling umum dan populer. Penjual di sini adalah sebuah perusahaan besar maupun sebuah usaha kecil dan rumahan.

Setiap penjual bisa menjual product mereka langsung terhadap konsumen melalui berbagai media. Seperti toko online, toko fisik, website online, aplikasi, dan lain sebagainya.

Perusahaan yang menggunakan style ini kebanyakan akan memproduksi produknya secara langsung tanpa perantara. Tujuannya adalah supaya keuntungan yang mereka dapatkan nantinya bisa jauh lebih besar. Sedangkan, penjual lain barangkali akan mengambil product dari perusahaan dan dijual terhadap toko online atau retail.

2. Berbasis Periklanan

Selanjutnya adalah style B2C bersama dengan basis periklanan layaknya e-commerce atau website. Umumnya, perusahaan akan membawa dampak berbagai konten menarik dan berkwalitas untuk tingkatkan minat pengunjung dan juga tingkatkan traffic website.

Perusahaan akan menggunakan traffic tinggi selanjutnya bersama dengan menjual slot iklan yang bisa penjual mengisi perihal Info product atau jasa mereka. Semakin tinggi traffic website, maka tambah mahal pula ongkos yang harus dikeluarkan untuk tiap tiap slot iklan yang ada.

3. Perantara Online

Tipe perantara online kebanyakan tidak punyai product secara langsung. Melainkan hanya sedia kan sebuah platform yang bisa menghubungkan penjual bersama dengan pembeli.

Konsumen akan menyaksikan dan belanja product melalui website atau platform perantara online. Lalu, penjual yang asli yang akan mempersiapkan product dan mengirimkannya terhadap konsumen. Perantara online ini akan beroleh keuntungan melalui komisi dari penjualan perusahaan.

4. Berbasis Biaya

Tipe lain dari B2C adalah style berbasis biaya. Umumnya style ini akan mengandalkan subscription bulanan atau tahunan yang berbayar, berlainan bersama dengan style B2C berbasis periklanan yang kontennya akan disajikan tanpa membutuhkan biaya. Jadi, tiap tiap konten hanya bisa diakses oleh konsumen yang sudah berlangganan.

Biasanya perusahaan yang menerapkan style ini merupakan perusahaan yang bergerak di dalam bidang media. Mereka juga akan mengimbuhkan sarana gratis, namun terbatas. Konsumen selamanya harus membayar untuk beroleh sarana tambahan yang tidak terbatas.

5. Berbasis Komunitas

Tipe paling akhir merupakan style berbasis komunitas. Berbagai komunitas online layaknya Facebook dan Kaskus adalah dua contohnya. Komunitas selanjutnya merupakan tempat tiap tiap orang bersama dengan minat, ketertarikan, ataupun hobi yang serupa bisa berkumpul dan berbagai informasi. Misalnya kesamaan minat di dalam bidang fotografi atau traveling. Sehingga perusahaan bisa coba menjual product atau jasa mereka kepada komunitas yang ketertarikan atau minatnya mengenai bersama dengan Jenis Model bisnis B2C.

Comments

Popular posts from this blog

Terapkan 6 Teknik Rahasia Ini untuk Meningkatkan Harga Jam Tangan Fossil Pria

9 Cara Pencegahan Katarak

Inilah Proses Jual Rumah